SUMSEL, RIAUBERNAS.COM - Program Pertamina Hulu Energi Ogan Komering (PHE OK) Peduli Kesehatan tahun 2019 kembali bergulir. Kali ini bermitra dengan UPTD Puskesmas Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
Sasarannya, adalah anak Sekolah Dasar (SD). Seperti SD Negeri 173 OKU, dan dilanjutkan dengan sekolah–sekolah lainnya yang berada di wilayah kerja PHE OK (Ring satu). Dalam kegiatan yang digelar Sabtu (6/4/2019) itu, PHE OK mengadakan penyuluhan kesehatan penyakit Skabies.
Tak hanya melakukan penyuluhan, PHE OK juga memberikan pengobatan penyakit tersebut kepada anak SD Negeri 173 OKU di dusun Metur Desa Peninjauan.
SD Negeri yang terletak di wilayah operasi PHE OK (Ring satu), merupakan salah satu SD Negeri yang dibantu langsung oleh PHE OK. Diantaranya beberapa ruang lokal belajar, serta ruang guru dan ditambah ruang sarana ibadah seperti Musholah.
Henri Yuwono, selaku Field HSE mewakili Dumadi Ferianto, selaku Act, Field Manager PHE OK menyebutkan, bahwa Program PHE OK Peduli Kesehatan merupakan wujud komitmen PHE OK kepada masyarakat.
"Tentunya dalam kegiatan ini kita tidak hanya sekedar memberikan penyuluhan atau edukasi semata, melainkan pengobatan langsung bagi siswa–siswi yang terkena Skabies itu sendiri," ujarnya.
Dalam giat penyuluhan dan edukasi serta pengobatan langsung bagi siswa–siswi yang terkena Skabies tersebut, PHE OK menerjunkan tim medis dr. Anci Winas (Kepala medis Clinik ASD Field), sekaligus yang menyampaikan materi Penyuluhan Kesehatan dan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Peninjuan dr. Dwi Fenti Atri, mengapresiasi program PHE OK Peduli Kesehatan. Yang dilakukan tidak hanya sekedar penyuluhan atau edukasi semata, melainkan pengobatan langsung bagi siswa–siswi yang terkena Skabies.
Senada, disampaikan Saiba Hamidawati S.Pd, Kepala Sekolah SD Negeri 173 OKU, yang juga mengucapkan terima kasih kepada PHE OK atas kepeduliannya dengan kesehatan anak-anak didiknya.
Gejala Skabies yang sudah diderita oleh beberapa anak didiknya, terjadi akhir–akhir ini (tahun 2018), dikhawatirkan bisa menular kepada siswa–siswi lainnya, sehingga dikhawatirkan pula berdampak kurang baik serta dapat mengganggu peroses belajar anak didiknya.