Menko Luhut: Industri Baterai Lithium Lompatan Untuk Pengembangan Industri

MOROWALI SULTENG, RIAUBERNAS.COM - Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan mengatakan, Indonesia sedang melakukan lompatan besar dalam pengembangan industri lithium baterai.

“Kita saat ini sedang mengembangkan industri berbasis teknologi. Istilahnya kita sedang melakukan lompatan katak untuk pengembangan industri lithium baterai," ujar Menko Luhut dalam sambutannya dalam acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik komponen utama lithium baterai dari bahan dasar nikel di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah Jum'at (11/01/2019).

Menko Luhut yang hadir bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mengatakan, pabrik pertama di Indonesia ini akan menerapkan teknologi berbasis digital dengan mengadopsi industri 4.0 dan teknologi 5G.

Ia mengatakan, sebagai ketua tim nasional Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan Menperin sebagai ketua hariannya, melihat ini adalah salah satu upaya untuk menekan impor.

“Kita tidak mau lagi bahan mentah kita ingin semua punya nilai tambah. Yang ingin saya garis bawahi adalah pegawai di sini sekarang sudah 30 ribu orang lebih, nantinya akan menjadi 100 ribu lebih. Tenaga kerja Cina jumlah nya 3.000 lebih, jadi kurang lebih hanya 10 persen. Bertahap akan kita kurangi. Pak Airlangga tadi sudah berkomitmen untuk membuat politeknik dari yang sekarang 200 orang menjadi 600 orang siswanya. Jadi jangan mengatakan tenaga kerja Cina ada 95%," tegasnya.

Ia mengusulkan agar kawasan industri juga bisa memperkuat ekonomi rakyat dengan membeli bahan makanan untuk para karyawan dari masyarakat sekitar.

Sedangkan Menperin mengatakan, investasi adalah kunci untuk meningkatkan ekspor.

“Jika kita bicara lapangan pekerjaan dan peningkatan ekspor, maka kuncinya adalah investasi. Investasi ini harus dikawal oleh pemerintah. Dengan investasi sebesar 700 juta USD dalam 16 bulan, akan ada tambahan ekspor 800 juta USD. Kalau dari kontribusi kawasan industri Morowali dengan investasi 5 miliar USD menghasilkan 4 miliar USD pada tahun 2018 kemarin," ujar Menperin.   

Dalam sambutannya Bupati Morowali, Taslim berharap, pengembangan industri di Morowali ini akan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi setempat, serta dapat terjalin hubungan yang harmonis antara kawasan industri, masyarakat sekitar dan lingkungan hidup.

“Tentang isu-isu Tenaga Kerja Asing (TKA) Cina, kami bergerak menanggulangi secepatnya. Kami sudah bertemu dengan teman-teman media untuk dapat merespon isu-isu SARA di Kabupaten Morowali ini," jelasnya.
 
Sehubungan dengan keberadaan TKA ini, Bupati Taslim meminta, jika menggunakan TKA perusahaan diharapkan mencantumkan Kabupaten Morowali sebagai alamat agar dapat menjadi potensi pajak.

Anggota DPR dari Komisi VI, Dito Ganindito mendukung perluasan kawasan industri ini.

“Ini akan mengurangi defisit lapangan pekerjaan, juga akan lebih banyak dan ternyata setelah datang ke sini saya tidak melihat banyak TKA Cina, malah lebih banyak orang Indonesia. Kami sudah berdiskusi dengan bapak bupati untuk memberikan apa yang kami bisa bantu," kata Dito.

Sementara Hamid Mina, Direktur Utama PT IMIP mengatakan, industri nikel, baja, litium ion komponen inti baterai kendaraan listrik ini, PT QMB New Energy Materials merupakan kerja sama perusahaan Cina, Indonesia, dan Jepang, yang akan dikembangkan di atas lahan seluas 120 hektar dengan investasi sebesar 700 juta USD dengan produksi yang dihasilkan senilai 800 juta USD per tahun, yang akan menyerap tenaga kerja sebanyak 2000 orang.      

“Ini adalah bentuk peran serta kami dalam mendukung percepatan kendaraan bermotor listrik untuk transportasi jalan dengan target 2200 mobil listrik, 711 ribu mobil hibrida dan 2,1 juta unit sepeda motor listrik pada tahun 2025. Kawasan ini adalah cluster industri terintegrasi berbasis nikel dan baja terbesar di Indonesia," katanya.

Hamid Mina juga menyampaikan perkembangan kawasan PT IMIP. “Total investasi di PT IMIP 5 miliar dolar 30085 orang total kapasitas produksi nickel pig iron adalah 2 juta ton per tahun, dan 3,5 juta ton stainless steel per tahun dengan nilai ekspor 2 miliar USD 2017 dan 3,5 miliar USD pada tahun 2018. Kawasan ini akan terus bertransformasi menuju industri 4,0," ujarnya.

*Peningkatan SDM*

Menko Luhut mengatakan  Prof Xu Kai Hua, Presiden Direktur PT GEM salah satu pemegang saham, yang juga seorang ahli di bidang metalurgi menjanjikan kepadanya akan mendidik penduduk Morowali agar pendidikan mereka mengenai metalurgi menjadi lebih baik.

“Mr Xu yang selain pengusaha juga profesor, dia tidak hanya memikirkan cari untung dia selalu bertanya, apa yang bisa saya lakukan untuk meningkatkan kualitas SDM di Morowali. Mereka akan kasih beasiswa ke Beijing, untuk bidang metalurgi. Mereka juga akan melakukan transfer teknologi. Di Cina mereka masih 3.0 di sini mereka buat 4.0 dan dia mau transfer ini kepada kita," jelasnya.

Menteri Airlangga berpendapat, peningkatan sumber daya manusia di kawasan ini sudah menjadi captive market.

“Kami akan menaikkan jumlah murid di politeknik menjadi tiga kali lebih banyak, politeknik ini kan yang membangun pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian. Dan itu akan kita lakukan juga dalam 16 tahun ke depan. Jadi pemerintah hadir untuk membuat agar masyarakat mampu bekerja di kawasan ini.

*Natal*

Petang harinya, Menko Luhut menghadiri perayaan Natal di Kabupatan Humbang Hasundutan, Sumatera Utara yang dihadiri oleh sekitar 7.000 siswa SMP, SMA dan SMK se-Kabupaten Humbang Hasundutan.

Menko Luhut berpesan agar para siswa untuk lebih tekun belajar untuk membangun Indonesia. Ia menceritakan kunjungannya ke Morowali.

“Mereka sudah memainkan revolusi teknologi 4.0 hebatnya mereka membuat lompatan teknologi. Saya sampaikan kepada para penduduk dan Bupati di sana untuk juga bersama menjadi bagian dari lompatan teknologi ini. Profesor Xu mengatakan bahwa mereka melakukan penelitian selama 15 tahun tetapi belum sempat mereka praktekkan di negaranya, Indonesia sudah membuka peluang untuk mereka terapkan di Morowali," ujar Menko Luhut.

Menko Luhut menjelaskan bahwa timnya telah melakukan komunikasi yang intensif untuk menerapkannya.

“Ini penting, supaya kita mandiri. Berpuluh tahun kita hanya ekspor bahan mentah. Dulu kita ekspor nikel mentah nilainya 200-240 juta USD sekarang turunan pertamanya saja, tahun lalu kita ekspor menjadi empat miliar USD. Perubahan ini luar biasa, kami masih menghitung berapa nilainya jika sampai turunan ke empat," jelasnya.

Ia meminta para siswa untuk belajar, menjadi pribadi yang baik dan terus berdo'a untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi ini.

 

Baca Juga