Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina melalui Fungsi Upstream Business Planning & Portfolio Management (UBPPM), dalam program 'Strategic Planning Institute' menggelar kegiatan Sharing Knowledege, sebagai bagian dari Leadership & Interpersonal Development Program, di kantor pusat PHE, Selasa (23/7/2024).
Sharing session dengan tema ‘Strategic Opportunities and Challenges for Pertamina in the Oil and Gas Industry’ ini mengundang Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, yang didaulat sebagai narasumber utama dan berbagi pengalaman, keilmuan, dan pandangannya terkait industri migas di Indonesia.
Kegiatan yang dipandu oleh Pjs VP UBPPM PHE, Imelda Pasni sebagai moderator ini, turut dihadiri jajaran direksi, komisaris, dan manajemen PHE, serta diikuti oleh ratusan Perwira PHE secara offline dan online.
Dalam sambutannya, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PHE, Rachmat Hidajat menyampaikan apresiasi kepada Nicke Widyawati, sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang telah menyempatkan diri berbagi ilmu dan pengalamannya kepada para Perwira PHE.
“Kita menyadari people menjadi kata kunci untuk PHE ataupun Pertamina untuk go global, menjadi energi champion, jadi kita berbagi, di SHU para pekerja memiliki diversifikasinya yang beragam, ada yang berasal dari Pertamina sejak awal, ada juga yang dari luar, harapannya nanti bisa saling melengkapi satu sama lain sehingga bisa membawa Pertamina ataupun PHE menjadi perusahaan yang terkemuka dan reputable,” ujar Rachmat.
Pada kesempatan ini Nicke Widyawati memaparkan strategi perusahaan menuju net zero emission dan pencapaian Indonesia Emas 2045. Beliau menegaskan, Pertamina harus berkomitmen mendukung pencapaian target tersebut dengan mengurangi impor gasoline dan LPG melalui peningkatan produksi dalam negeri, serta membangun industri pengolahan berbasis sumber daya alam lokal untuk ketahanan energi. Selain itu, Pertamina akan menyusun rancangan umum penyediaan migas yang mencakup suplai dan infrastruktur, serta meningkatkan investasi di sektor energi untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
“Kita berada di ranking 53 dunia dalam hal pengelolaan energi. Dan yang lebih membanggakannya lagi, ranking 53 ini apabila kita lihat dalam salah satu aspek yaitu ketahanan energi, Indonesia ini diatas rata-rata dunia. Dan dari sustainability, ini hampir sama dengan rata-rata dunia. Namun kita masih banyak PR di energy equity, yaitu accessibility dan affordability,” beber Nicke dalam paparannya.
“Kalo kita lihat RJPP nya Pertamina grup dan RJPP nya Subholding Upstream, kita diminta kembali fokus, bagaimana kita bisa membangun Indonesia melalui penguatan dari sektor pengolahan yang berbasis pada sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia. Karena dengan itu, bukan hanya ketahanan energi saja yang kita capai tapi juga kemandirian dan kedaulatan, yang sekaligus bisa mendorong target Indonesia emas pada tahun 2045,” imbuhnya.
Sebagai keynote speaker atau narasumber utama dalam leadership sharing knowledge kali ini, Direktur Utama Pertamina kelahiran Tasikmalaya ini cukup banyak berbagi ilmu dan pengalamannya dan memberi banyak masukan serta banyak memberikan inspirasi kepada para Perwira PHE.
Melalui kegiatan leadership sharing knowledge ini diharapkan mampu meningkatkan softskills dan leadership abilities Perwira serta menginspirasi Perwira untuk terus agile dan adaptif dalam menghadapi berbagai tantangan perusahaan di tengah kondisi bisnis yang dinamis.
PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas yang sesuai dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). PHE telah terdaftar sebagai anggota dalam United Nations Global Compact (UNGC) sejak Juni 2022 dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG. Mendukung aspek Governance, PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan. Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandard ISO 37001:2016.
PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance. (**)