PELALAWAN, RIAUBERNAS.COM - Dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan, masyarakat Desa Lubuk Kembang Bunga bersama dengan Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) mengelar acara pesta rakyat, mandi balimau potang mogang bersama gajah, Sabtu (12/5/2018), di tepian sungai Nilo Desa Lubuk Kembang Bunga Ukui.

Acara yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat tersebut, dilaksanakan dengan berbagai rangkaian acara, mulai dari siang hingga petang, saat matahari mulai tenggelam. Mandi belimau potang mogang bersama gajah, merupakan acara satu kali dalam setahun, yang dilaksanakan dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan di tepian sungai Nilo. Seluruh masyarakat berkumpul ditepian sungai menyaksikan pagelaran acara dan ikut turun bersama-sama untuk mandi disungai.

Acara diawali dengan pertunjukan tarian tradisional dan silat pangean yang dilakukan oleh masyarakat, dan dihadiri semua tokoh masyarakat Lubuk Kembang Bunga Ukui, serta dihadiri juga  Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Camat Ukui dan perwakilan Polsek Ukui.

“Saya tidak menduga yang hadir akan seramai ini, dan saya sangat mendukung penuh gelaran acara seperti ini, karna bisa kita jadikan momen untuk mempromosikan budaya lokal Desa Lubuk kembang bunga, dan juga kawasan TNTN”, ungkap Kepala Balai TNTN, Supartono, S.Hut, M.P. saat memberikan  sambutannya.

Supartono juga berharap, bahwa kerjasama serupa dengan masyarakat Desa Lubuk Kembang Bunga dapat terjalin lebih erat, dan melaksanakan acara-acara serupa, serta karya–karya yang diciptakan bersama. Beliau juga mengatakan bahwa kerjasama dalam pegelaran acara akan dilaksanakan setiap tahunnya.

Supartono juga mengaku kagum dengan budaya lokal masyarakat Desa Lubuk Kembang Bunga, mulai dari tradisi, adat istiadat, pertunjukan, kerajinan, bahkan makanan tradisonal yang ditampilkan pada acara mandi balimau potang mogang bersama gajah.

Puncak acara mandi balimau potang mogang bersama gajah adalah, masyarakat yang turun bersama-sama mandi kesungai, dan menyaksikan gajah-gajah yang ikut dimandikan dengan air khusus, yang sudah diberi potongan-potongan jeruk dan bahan ramuan lainnya. Dan merupakan ramuan mandi yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat secara turun temurun untuk mandi menyambut bulan suci ramadhan.
 

Sumber : Balai TNTN