PT MAL Telantarkan Kebutuhan Sekolah SD Mekarsari

Kondisi SD Mekarsari yang berada di lingkungan perusahaan PT MAL.

PELALAWAN, RIAUBERNAS.COM - Keberadaan Sekolah Dasar (SD) swasta Mekarsari yang berada di Desa Mak Teduh, Kecamatan Kerumutan kondisinya memprihatinkan. Fasilitas yang diterima oleh sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Johan Sentosa, PT Mekarsari Alam Lestari (MAL) 1, dikeluhkan oleh tenaga pengajar dan wali murid di sekolah tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Kerumutan, P. Siregar pada media ini, Kamis (20/7). Menurutnya, pihak yayasan dan perusahaan yang notabene seharusnya bertanggungjawab atas kondisi dan fasilitas sekolah ini malah mengabaikan.

"Boleh dibilang yayasan dan perusahaan menelantarkan sekolah ini, dengan membiarkan semuanya diurus oleh kepsek dan para guru," katanya.

Indikasi penelantaran itu adalah pihak perusahaan membiarkan kebutuhan sekolah ditanggung oleh para guru. Kebutuhan operasional yang diperlukan oleh sekolah, yang semestinya ditanggung oleh perusahaan, itu tak pernah terjadi.

"Misalnya, ada kegiatan sekolah untuk mengurus surat izin sekolah, perusahaan tak mau tahu. Padahal sekolah tersebut dulunya belum memiliki izin operasional, kepala sekolah dan guru di sekolah itulah yang bahu-membahu mengurus semuanya. Tapi perusahaan tak mau tahu padahal sekolah tersebut berada di lingkungan perusahaan dan murid-muridnya juga anak dari karyawan perusahaan PT MAL," ungkapnya.

Saat ini, sambungnya, keseriusan Kepsek dan para guru lah yang membuat sekolah tersebut kini telah memiliki izin operasional, NPSN dan dapodik. Namun sebelum sekolah tersebut seperti sekarang, memiliki administrasi yang bagus, perusahaan tak pernah mau tahu dengan kebutuhan sekolah.

"Hal itu yang bikin kita prihatin. Semestinya perusahaan melalui pihak yayasan yang menaungi sekolah tersebut ikut membantu keuangan sekolah, jangan dibiarkan terlantar begitu saja," tandasnya.

Ditanya apakah persoalan ini sudah disampaikan langsung oleh pihak perusahaan, Siregar menjalankan bahwa sudah beberapa kali digelar pertemuan antara wali murid dan sekolah guna membahas persoalan ini. Tapi pada pembahasan selanjutnya, pihak wali murid khawatir jika mereka protes akan berimbas pada sanksi yang diberikan oleh perusahaan karena mereka bekerja di perusahaan tersebut.

"Masuk akal juga memang karena semua wali murid bekerja di perusahaan tersebut. Jadi jika mereka protes dikhawatirkan akan berdampak pada kinerja kerja mereka. Misalnya teguran atau pemecatan," ujarnya.

Dikatakannya, sekolah tersebut kini telah mempunyai 10 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 250 orang lebih. Dimana semua siswanya merupakan anak karyawan dari PT MAL. Dia menginginkan agar perusahaan lebih berempati dengan memperhatikan dunia pendidikan yang berada di lingkungan perusahaan.

"Jangan mentang-mentang perusahaan mendirikan sekolah dan siswanya anak karyawan perusahaan, malah perusahaan mengabaikan kebutuhan-kebutuhan sekolah. Kalau seperti ini, bukan mencerdaskan anak bangsa namanya tapi malah menelantarkan," tukasnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Mekarsari, Sukino S.Pd, saat dimintai komentarnya oleh media ini terkait permasalahan di sekolahnya, dirinya tak mau berkomentar untuk persoalan ini. (ndy/sam)



Editor    : Andy  Indrayanto  
 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar