Pulau-Pulau di Samanajung Rohil Mampu Menongkrak PAD

ADVERTORIAL ROHIL

BAGANSIAPiAPI - Perkembangan pariwisata terus dibenahi oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir salah satunya yakni kawasan Pulau Jemur, pulau tilan dan pulau aruah. Banyak yang bisa dilihat di Pulau-pulau tersebut karna memiliki pandangan yang indah dengan hamparan laut, gumpalan-gumpalan batu dan panorama hutan serta hewan-hewan. Dengan keindahan itu dapat membantu menongkrak perenomian masyarakat dan PAD Rohil.

Untuk mendekati pulau itu harus melewati jalur laut, ketika hendak sampai, gugusan pulau berjejer indah. Untuk merapat, dermaga apung sudah tersedia. Berwarna biru, sedikit berjalan. Kaki langsung menginjak pasir beberapa meter. Lalu menyusuri jalan semenisasi sedikit menanjak, bagian kiri dan kanan ditumbuhi semak dan tumbuhan besar.

Terus mendaki, dan terlihatlah gugusan pulau lain pada sisi kiri yang begitu indah, lalu mulai ditemui pohon yang cukup tua dan tinggi serta beberapa bangunan tua beserta Tower Instalasi Menara Suar Pulau Jemur DSI – 560 Distrik Navigasi Kelas I Dumai, disusul beberapa bangunan baru diantaranya Pos TNI AL Pulau Jemur, muhsolla sampai rumah.

Setelah melewati beberapa bangunan, juga ada jalan semenisasi menurun pada bagian belakang pulau (arah utara, red), kiri kanannya ditumbuhi kelapa, menyusuri anak tangga, lalu sampai lagi ke bibir pantai dengan kondisi pasir dengan pemandangan indah.



Pantai yang landai menjadi tempat yang asik untuk berwisata, dan tidak jauh dari tempat itu, terlihat beberapa gugusan pulau lain, dan salah satunya paling dekat, sebuah pulau yang disebut sebagai tempat berkembang biaknya penyu hijau, dan area ini menjadi area yang steril dan tidak boleh dikunjungi sembarangan.

Lalu, jika menggunakan drone dari udara, terlihat Pulau Jemur seperti kepala kuda, bagian pinggirnya dipenuhi pasir (hanya dua sisi, red) dan selebihnya cadas, dermaga apung dan beberapa tempat terlihat hijau.

Begitu indah, Pulau Jemur yang merupakan salah satu pulau dari gugusan Kepulauan Aruah berdasarkan Studi Pengembangan Kepulauan Aruah yang pernah di buat Bappeda Rohil, gugusan pulau ini terdiri dari Pulau Batu Adang, Pulau Pertandangan, Pulau Jemur, Pulau Tukong Mas, Pulau Sarong Alang, Pulau Labuhan Bilik, Pulau Batu Belayar, Pulau Batu Mandi, Pulau Tukang Simbang dan Pulau Tukong.

Dari kajian yang ada, ditarik kesimpulan, potensi Kepulauan Aruah sangat mendukung untuk dilakukan pengembangan, berdasarkan teta letak dan sebaran pulau-pulau, maka Kepulauan Aruah dibagi menjadi dua kawasan pengembangan. Arah pengembangan dititik beratkan pada pariwisata yang berlandaskan berbagai aktivitas.

Sebelum semua kegiatan pengembangan diakukan, perlu dilakukan penataan kawasan lindung, untuk aktivitas dibidang perikanan tangkap, kegiatan pengembangan dipadukan dengan wisata bahari. Pengembangan wisata budidaya dipadukan dengan wisata bahari. Pengembangan wisata bahari ditekankan berbasis masyarakat tempatan.

Guna mendukung program pengembangan, maka perlu penataan dan perbaikan sarana pelabuhan. Pengembangan Kepulauan Aruah mempertimbangkan dan mempertahankan kondisi lingkungan.

Pengembangan berkaitan dengan sarana dan prasarana. Untuk sarana dan prasarana pendukung, berdasarkan Masterplan Infrastruktur di Kepulauan Arwah dibuat Bappeda Rohil, kondisi pada aspek identifikasi wilayah, seperti tanda batas wilayah laut (*base point*) di pulau terluar, Pulau Batu Mandi, *bench mark *(BM) di Pulau Jemur dan Pulau Labuhan Bilik dan Pelabuhan Kapal Nelayan yang kebetulan singgah di Pulau Labuhan Bilik.



Saat ini terdapat beberapa bangunan, diantaranya Kantor Pos Pelabuhan Perikanan Pulau Jemur di Teluk Labuhan Bilik dan satu bangunan mushollla, rumah permanen tipe 36 dan sumber air bersih (air tawar) dari sumur gali. Di Pulau Jemur, ada Pos TNI AL Dumai POSAL Pulau Jemur, di Pulau Batu Mandi ada Mercu Suar.

Infrastruktur yang dibutuhkan, Ferry cepat untuk transportasi dari Bagansiapiapi ke Pulau Jemur, jembatan gantung, jalan semenisasi, sumur gali dan instalasi pompa keatas bukit, bak penampungan air hujan, instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air layak minum (RO System), tangki air, penahan tebing, perumahan, poliklinik, genset, Pembangit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Sedangkan pengembangan untuk pariwisata dibutuhkan kantor pengelola, papan informasi, resort/bungalow, sarana ibadah (musholla), toilet umum, restoran, toko, gift shop dan penyewaan alat selam/pancing, perahu pancing.

Diperlukan juga pelestarian penyu hijau, berupa penangkaran penyu, lokasi pengamatan penyu. Infrastruktur juga dibutuhkan untuk atraksi peninggalan budaya (penunjuk dan perbaikan lokasi), disini ada sisa peninggalan Jepang (goa Jepang), Menara Suar dan tapal batas RI, Batu Panglima Layar, Tempat Sembahyang (Topekong).

Fasiitas yang juga dibutuhkan mendukung perdagangan/perikanan tangkap, berupa fasilitas untuk transaksi perdagangan/lintas batas, fasilitas perikanan tangkap, gudang, dan pendingin.

Kemajuan zaman, menuntut kawasan ini harus memiliki provider yang mau membangun tower telekomunikasi, karena kawasan wisata membutuhkan alat untuk berkomunikasi wisatawan dengan pihak keluarga.

Meta, salah satu wisatawan asal Rantau Prapat, Sumatera Utara datang ketempat itu melalui Panipahan menyatakan, kagum dengan keindahan Pulau Jemur, namun dia berharap, agar jalan dari batas Sumut-Panipahan diperbaiki, karena mereka kesulitan bila melewati ruas jalan ini.

Dia juga minta sarana pendukung, penginapan/resort/bungalow dibangun terlebih dahulu, sehingga jika wisatawan datang, ada tempat menginap di pulau itu, termasuk perlunya jaringan telekomunikasi, karena wisatawan butuh berkomunikasi, disamping sarana dan prasarana lain.

Memang masih butuh sarana dan prasarana, namun sebelum dilanjutkan untuk pengembangan, tokoh masyarakat dan tokoh agama sangat diperlukan dukungannya. M Yusuf, masyarakat Panipahan mendukung rencana Pemkab Rohil mengembangkan Pulau Jemur menjadi objek wisata handal. Malang melintang cukup lama di Pulau Jemur membantu menjaga penyu hijau, dia sudah merasakan bagaimana indahnya pulau itu, bahkan dia tidak rela kalau pulau itu sampai jatuh ketangan negara tetangga Malaysia, maupun Provinsi Sumatera Utara.



Apapun bentuk pengembangannya, dia setuju, terutama pengembangan itu diyakininya akan membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat Panipahan, karena jika wisatawan datang, tentu tidak hanya dari arah Bagansiapiapi, tetapi juga akan datang dari arah Panipahan, maka masyarakat akan diuntungkan.

Kemudian, pengembangan Pulau Jemur menjadi kawasan wisata, tentu sedikit banyak bisa menjadi kawasan yang berbau judi atau terjadinya pelanggaran norma agama, seperti di Bali, kawasan itu menjadi kawasan wisata, masyarakat setempat tidak mempermasalahkan lagi adanya bule yang berjemur ditepi pantai menggunakan busana seadanya.

Ketua MUI Rohil, Drs. Wan Ahmad Saiful, M.Si menyatakan, jika memang Pemkab Rohil ingin mengembangkan Pulau Jemur menjadi objek wisata handal, maka masih ditoleran, karena dia membandingkan, negara Malaysia saja yang fanatismenya cukup tinggi, masih memberikan tempat beberapa lokasi menjadi kawasan judi serta kawasan wisata yang agak bebas.

Berpijak dari kondisi diatas, Bupati Rohil Suyatno melihat secara langsung kondisi Pulau Jemur untuk merumuskan kebijakan pengembangannya. Dia berjanji akan membenahi dan menjadikan gugusan pulau itu menjadi objek wisata handal di Rokan Hilir.

Karena sudah banyak yang datang, dan pulau itu dianggap satu-satunya aset yang dimiliki Rohil dengan pemandangan alam yang begitu indah, sehingga dia minta agar dipertahankan.

"Makanya secara tiba-tiba kita datang kemari, dengan mengajak masyarakat, kita tampilkan Pulau Jemur ini, biar masyarakat yang tinggal di Kota Medan dan lain sebagainya bisa menceritakan bagaimana Pulau Jemur itu," katanya.

Untuk sarana, sekarang sudah ada dermaga apung dan memang masih butuh resort/bungalow dan tower untuk telekomunikasi, air bersih, listrik tenaga surya bahkan kereta gantung seperti yang ada di Malaysia dan Singapure. Pengembangan itu butuh modal, maka Pemkab Rohil membuka diri jika ada investor yang mau menanamkan modalnya.

Ketua DPRD Nasrudin Hasan juga mendukung jika dibangun kereta gantung menghubungkan gugusan pulau, diantaranya dari Pulau Jemur ke Labuhan Bilik. “DPRD mendukung dibangun kereta gantung,” katanya.

Andi Suryadi, Penghulu Pulau Jemur Kecamatan Pasir Limau Kapas, menyambut baik Pemkab Rohil turun tangan melakukan pengembangan objek wisata itu, karena pihak kepenghuluan kemampuannya terbatas, sedangkan untuk menunjang itu, pihak kepenghuluan mempermudah semua pihak untuk akses kesana(adv/hms/hendri/amat)

 

 

 

 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar