Listrik Diputus Karena Menunggak, Proses Belajar-Mengajar di AKNP Tak Maksimal

Ketua BEM AKNP: Direktur Kurang Memperhatikan Kampus!

Kampus AKNP yang terletak di Jalan Lintas Timur.

PELALAWAN, RIAUBERNAS.COM - Persoalan di Kampus Akademi Komunitas Negeri Pelalawan (AKNP) rupanya tak hanya sebatas Surat Keputusan dan pembayaran gaji saja yang sampai kini belum diterima oleh para karyawannya. Kini, listrik di kampus kebanggaan Kabupaten Pelalawan sudah dihentikan oleh PLN dikarenakan menunggak pembayarannya.

Akibatnya, kini kondisi belajar-mengajar di Kampus Akademi Komunitas Negeri Pelalawan tidak
maksimal. Kondisi ini makin diperparah dengan tak adanya lagi jaringan wifi sejak awal tahun 2016, sehingga para mahasiswa kesulitan dalam mencari bahan-bahan perkuliahan.

"Ya, sudah dua minggu labor praktek mahasiswa yang berada di bagian belakang tidak bisa dipakai, karena arus listriknya dimatikan. Akibatnya, kita jadi tak maksimal dalam belajar," keluh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) AKNP, Andre, pada riaubernas.com via selulernya, Jum'at (22/4).

Andre mengatakan, informasi yang didapatnya tak adanya listrik dikarenakan pihak kampus masih
menunggak pembayaran ke PLN. Ini adalah sebuah ironi jika tak mau disebut menyedihkan, karena kampus yang merupakan kebanggaan Kabupaten Pelalawan harus dimatikan aliran listriknya karena menunggak.

"Apalagi di AKNP ada kelas malam. Kan tidak mungkin, kita tidak belajar hanya gara-gara tak ada
listrik," tandasnya.

Katanya, untuk persoalan ini sebenarnya dirinya selaku Ketua BEM AKNP sudah menyurati ke Waka Kemahasiswaan namun sejauh ini belum mendapat tanggapan apapun. Dia menginginkan pihak kampus bisa menjelaskan persoalan listrik yang dicabut karena menunggak ini serta tak adanya lagi jaringan wifi.

"Kami benar-benar kesulitan dalam mencari bahan-bahan untuk kuliah jika ada tugas. Tahu sendirilah, Bang, keuangan mahasiswa. Kalau ada wifi kan, kami jadi lebih mudah mencari bahan-bahan atau data-data yang diperlukan untuk tugas kampus," katanya.

Lanjutnya, atas kondisi ini dirinya jadi tak mempermasalahkan jika ada kawan-kawannya sesama
mahasiswa yang melontarkan kekeselan ini dengan menulis kata-kata 'Sorotan Masyarakat Terhadap Kemajuan AKNP', atau 'Kampus Mati Suri', ada juga yang menulis 'Hidup Sogan Mati Tak Ondak'. Berbagai lontaran kekecewaan itu dimuntahkan karena kawan-kawannya sesama mahasiswa kesal dengan kondisi kampus yang makin tak menentu ini.

"Saya nilai Direktur sendiri kurang memperhatikan kampus, masak listrik saja sampai tak bisa bayar," tandasnya.

Direktur AKNP sendiri, Mukhtarius, saat dikonfirmasi soal ini via selulernya tak menjawab panggilan dari media ini. Namun saat dilayangkan pesan pendek guna mempertanyakan soal tunggakan listrik hingga dimatikan PLN, Mukhtarius hanya membalas, "Maaf Dinda, untuk lebih jelasnya koordinasi samo Herianto atau Yumisri. Trims."

Tak lama, Wakil Direktur III AKNP, Drs Yumisri menelpon media ini guna menjawab pertanyaan yang diajukan riaubernas.com. Menurutnya, selama ini Kampus AKNP memakai meteran 3 buah. Dari jumlah tersebut hanya satu meteran yang dicabut sedangkan dua meteran lagi tetap hidup.

"Jadi kalau pembelajaran tetap maksimal kok, Bang. Cuma memang kalau untuk menyalakan semua komputer, misalnya, ya tak bisa karena arusnya tak kuat. Tapi komputer memang tidak kita nyalakan semuanya, karena mahasiwa kita kan paling satu kelas hanya 20 orang," ujarnya.

Ditanya soal tunggakan listrik sampai harus diputus dari PLN, Yumisri menjelaskan bahwa tunggakan yang harus dibayarkan oleh pihak Kampus adalah sebesar Rp 50 juta. Tapi jumlah tersebut telah berkurang, karena pihak kampus sudah mencicilnya sebesar Rp 29 juta.

"Insha Allah, jika minggu depan biaya operasional dari Pemkab cair, kita akan bayarkan semuanya, Bang, termasuk gaji para karyawan yang sudah menunggak selama empat bulan," katanya.

Anggota DPRD Pelalawan Komisi 1, Abdullah, saat dimintai komentarnya soal ini menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, sebagai suatu kebanggaan Kabupaten Pelalawan tidak semestinya Kampus AKNP menunggak pembayaran listrik sehingga harus diputus oleh PLN, dan berdampak pada proses belajar-mengajar di kampus tersebut.

"Ya, kami dari Komisi 1 sudah lama memantau perkembangan AKNP. Sebagai kampus kebanggaan daerah ini, sudah semestinya kampus ini harus kita jaga dan kita bangun bersama-sama. Kita juga sudah banyak mendengar berbagai persoalan di kampus ini, dari mulai SK, pembayaran gaji karyawan dan kini soal listrik yang diputus oleh PLN, karena itu kita dari Komisi 1 akan menjadwalkan hearing dengan Management AKNP, diantaranya Direktur AKNP, mahasiswa, dosen dan juga Disdik, pada bulan Mei nanti," tukasnya. (tim)



Editor    : Ai
 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar